Randai, "Teater Rakyat" khas Minangkabau
BAB I
PENDAHULUAN
Minangkabau
adalah salah satu suku di Indonesia yang memiliki banyak keunikan tersendiri. Selain kental dengan Agama Islam dan sistem
matrilinealnya, Minangkabau juga mempunyai beragam kesenian khas daerahnya
masing-masing. Bahkan, penyelenggaraan upacara adat setiap daerah pun berbeda-beda.
Minangkabau terbagi atas tiga wilayah yang biasa disebut dengan Luhak Nan Tigo,
diantaranya adalah Luhak Tanah Data sebagai luhak tertua, Luhak Agam sebagai
luhak yang tengah, dan Luhak Limo Puluah Koto sebagai luhak nan bungsu.
Pembagian wilayah tersebut didasarkan kepada daerah yang pertama kali di
tempati oleh masyarakat di Minangkabau yang berawal dari Luhak Tanah Data dan
kemudian merambah ke Luhak Agam serta semakin bermekaran hingga menjadi Luhak
Limo Puluah Koto. Mekarnya daerah luhak pun membuat suku yang ada di
Minangkabau juga bermekaran bahkan menjadi begitu banyak. Pada awalnya hanya
terdapat dua suku tertua di Minangkabau, yaitu suku Koto Piliang yang merupakan
suku dari Datuak Katumanggungan dan yang kedua adalah suku Bodi Chaniago yang
merupakan suku bawaan dari Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Akan tetapi, dengan
bertambah luasnya wilayah Minangkabau, kedua suku tersebut pun ikut
beranak-pinak. Tiap-tiap daerah memiliki sebutan suku yang berbeda yang pada
dasarnya suku tersebut merupakan suku yang sama dengan suku di daerah lain,
hanya saja sebutannya saja yang berbeda. Dan ada salah satu kesenian di
Minangkabau yang tata caranya pun sama secara umum, yaitu kesenian randai.
BAB II
PEMBAHASAN
Randai
adalah salah satu kesenian khas masyarakat Minangkabau. Randai merupakan teater
rakyat di Minangkabau yang biasa digelar di lapangan terbuka. Randai ini
dimainkan secara berkelompok dengan cara membentuk lingkaran dan berputar.
Randai biasanya diselenggarakan ketika ada acara perhelatan seperti saat
upacara perkawinan, pengangkatan penghulu dan upacara adat lainnya. Randai
adalah suatu kesenian khas dari Minangkabau yang merupakan penggabungan dari
kesenian khas lainnya, seperti seni musik, seni tari, pencak silat dan teater.
Barandai berarti bakaba (bercerita). Biasanya dialog yang terdapat dalam
permainan randai merupakan syair atau gurindam yang berisi nasehat-nasehat bagi
yang menyaksikannya. Akan tetapi lama kelamaan, randai pun dipersembahkan
dengan menampilkan tokoh cerita yang berlatar belakang kepada kehidupan
sehari-hari di Minangkabau. Beberapa cerita rakyat yang terkenal dalam randai diantaranya
adalah Anggun Nan Tongga, Malin Deman, Cindua Mato dan lain sebagainya. Randai
berisi gerakan-gerakan silat dan pemainnya menggunakan celana besar yang
disebut dengan sarawa galembong. Permainan randai dilakukan secara
bergelombang, sambil menepuk celana dan mengangkat sebelah kaki sambil
berteriak hep-ta yang di iringi
dengan alat musik seperti saluang, rabab, pupuik batang padi, sarunai,
talempong, bansi dan alat musik khas Minangkabau lainnya. Randai biasanya
dimainkan pada malam hari untuk menghibur masyarakat yang telah kelelahan beraktivitas
di siang harinya, namun ada juga yang menggelarnya disiang hari. Tapi secara
keseluruhan, permainan randai ini akan lebih khidmat apabila diselenggarakan
pada malam hari.
Teater
rakyat Minangkabau ini mencerminkan kehidupan di Minangkabau sendiri karena
ceritanya diadaptasi dari budaya setempat. Begitu juga dengan gerakan silat
yang digunakan dalam pergelaran randai biasanya juga merupakan gerakan silat
dari daerah setempat. Masing-masing pemain saling berbalas syair , pantun,
petatah-petitih, ataupun gurindam. Biasanya pemain randai yang memerankan tokoh
utama akan berada ditengah sambil dikelilingi oleh pemain lainnya. Randai
adalah kesenian teater yang diselenggarakan tanpa panggung, tanpa dekorasinya,
karena pada dasarnya memang dilakukan di alam terbuka, sehingga rakyat pun bisa
menyaksikannya.
BAB III
PENUTUP
Randai merupakan salah satu
kearifan lokal di Minangkabau yang sarat akan makna dan nasehat dalam kehidupan
sehari-hari. Kesenian randai adalah icon daerah Sumatera Barat yang harus
dilestarikan, karena dengan adanya pergelaran randai maka masyarakat pun akan
berbaur satu sama lain untuk menyaksikannya dan kemudian akan menyatu. Teater
rakyat ini sangat bermanfaat sekali untuk menghibur penontonnya, selain itu
petatah-petitih dalam randai juga bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk
mengenal lebih dalam bagaimana bentuk budaya Minangkabau itu sendiri karena
petatah-petitih adalah kutipan kata-kata bijak yang telah diadopsi dan
diadaptasi dari zaman dahulu. Minangkabau pada zaman dahulu adalah dasar dari
pondasi lahirnya Sumatera Barat, sehingga bagaimana ciri khas masyarakat
Minangkabau yang sebenarnya bisa dilihat melalui petatah-petitih tersebut. Akan
tetapi, karena terjadinya proses akulturasi, randai pun sekarang dimainkan
secara modern namun tetap pada jalurnya yaitu berdasarkan adat Minangkabau itu
sendiri. Dan bahkan sudah banyak cerita randai yang berkembang dan disajikan
dalam bentuk bahasa Inggris di luar negeri.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment