OPTIMIS = MEMPERPANJANG USIA
Optimisme dapat mengoptimalkan kesehatan secara umum, fisik maupun psikis. Orang yang optimis selalu merasa bahagia karena menjalani hidup dengan penuh ketentraman dan keridhaan. Orang yang optimis menerima idup apa adanya, merasa puas dengan rezeki yang diberikan oleh Allah dan selalu bersyukur atas kehidupan yangt telah dia dapatkan. Orang yang optimis tidak mengeal rasa takut, pesimisme dan tidak ragu serta tidak memandang buruk mengenai apa yang akan terjadi dihari esok. Jiwa yang tentram selalu berhubungan erat dengan optimisme. Orang yang optimis senantiasa mampu melawan penyakit karena dia selalu menutrisi pikirannya dengan hal-hal yang positif sehingga mampu mengoptimalkan kesehatan dan jiwa sehingga menjadi tenteram.
Penelitian medis membuktikan bahwa orang yang optimis mampu menghadapi beragampenyakit kronis. Hal tersebut berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh sejumlah psikolog asal Universitas Yale, Connecticut, Amerika yang berpandangan bahwa orang-orang yang lapang dada dan optimistis dalam memandang masa depan akan hidup lebih panjang daripada orang-orang yang hidup resah. Orang yang mengkhawatirkan masa tua akan lebih cepat tua. Dalam riset yang dipublikasikan dalam majalah Personality and Social Psychology, para ilmuwan menambahkan bahwa orang-orang yang menghadapi setiap persoalan dengan lapang dada dan optimistis memiliki kemungkinan peluang untuk hidup lebih laam dibanding orang yang menghentikan kebiasaan merokok atau orang yang rajin olah raga. Menurut para peneliti, orang yang tidak takut menghadapai laju kehidupan rata-rata hidup diatas tujuh pulu tahun. Berbeda dengan orang yang menghabiskan waktu dengan menyesali masa lalu. Orang yang optimis memiliki kemauan untuk bertahan hidup, seperti halnya pasien yang telah divonis memiliki hanya memiliki waktu yang terbatas untuk hidup contohnya para penderita kanker atau sejenisnya. Kebanyakan dari mereka telah divonis oleh para dokter bahwa sisa waktu mereka untuk hidup hanya tinggal beberapa bulan lagi , kurang atau lebih. Sehingga, para pasien yang pesimis pun akhirnya pasrah dengan keputusan dokter dan hal tersebut membuat mereka menutrisi otak dengan pemikiran yang negatif sehingga berdampak pada kesehatan yang semakin memburuk dan akhirnya benarlah kejadian , tak lama selang beberapa bulan sesuai yang telah diperkirakan dokter mereka pun meninggal. Hal tersebut sangat berbeda dengan pasien yang optimis mengenai umur yang telah diatur oleh Tuhan. Mereka percaya bahwa hal tersebut adala perkiraan dokter yang sama dengan mereka, ya dokter juga manusia, dokter juga bisa khilaf sama halnya dengan para mereka. Sehingga, mereka yang optimis pun masih memiliki keinginan bertahan hidup yang kuat dan hal tersebut besar pengaruhnya bagi kesehatan mereka. Maka dari itu ada juga pasien yang bahkan sudah bisa dikatakan tidak akan memiliki waktu yang lama lagi untuk hidup, akan tetapi pada akhirnya justru dialah yang bertahan dan bisa hidup normal lagi seperti sedia kala dan sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Berdasarkan hal tesebut, jika dihubungkan dengan Islam, orang yang optimis itu memegang teguh agamanya dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mampu mengontrol elemen-elemen kehidupannya serta merancang masa depan yang penuh optimisme. Hal tersebut dikarenakan dia hidup sesuai dengan realitas yang dihadapinya dan mengambil berbagai sebab yang telah dijamin oleh Allah SWT, dan kemudian dia bekerja sekuat tenaga hingga mencapai target yang diinginkannya.
Comments
Post a Comment