KEPEMIMPINAN



Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan konsep relasi. Maksudnya adalah kepemimpinan hanya akan tercipta didalam relasi yang dibangun dengan orang lain dan jika tidak ada pengikut, maka tidak aka nada pemimpin. Pimpinan yang efektif harus mampu dan tahu bagaimana cara membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikutnya. Pada dasarnya, kepemimpinan merupakan upaya membujuk atau memotivasi orang lain untuk mengambil tindakan. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. Antara kepemimpinan dengan pemimpin memiliki kaitan yang erat. Di samping kata “kepemimpinan” merupakan bentukan kata dan mendapat imbuhan “ke-an” dari kata dasar “pemimpin”, pemimpin pada dasarnya adalah orang yang melaksanakan kepemimpinan. Namun, ada perbedaan tegas antara kepemimpinan dengan pemimpin. Kalau kepemimpinan merujuk pada proses kegiatan, maka pemimpin merujuk pada pribadi seseorang
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kepemimpinan :
Ø  George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Ø  Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

Ø  William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Ø  Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.

Ø  Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.

Ø  Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.

Ø  Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .

Ø  John W. Gardner (1990)
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.

Ø  Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.

Ø  G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.

Ø  James M. Black (1961)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.

Ø  Harold Koontz (1989)
Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.

Ø  Ordway Tead “ The Art of Leadership”
Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.

Ø  Ralp M. Stogdill (1950)
Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
Pemimpin adalah orang yang memiliki kecakapan, dan kemampuan untuk mempengaruhi dan mengajak, mengumpulkan dan menggerakkan orang-orang serta mampu membina dan membentuk suatu kesatuan kerja dan bersama-sama bekerja dan rela berkorban untuk menyelesaikan suatu persoalan yang tengah dihadapi pada saat itu. Tugas kpemimpinan adalah tugas pengabdian. Seorang pemimpin dipanggil untuk menyelesaikan masalah demi tujuan, cita-cita, dan kepentingan bersama agar terwujudnya sebuah kesejahteraan. Keberhasilan usaha mencapai tujuan organisasi sangat ditentukan oleh pola kepemimpinan yang ada.

Tipologi Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam konteks ilmu social menurut Weber dibagi menjadi 3 topologi, yaitu:
Ø  Pertama, kepemimpinan kharismatik yang pengabsahannya berasal dari kekuatan adikodrati.
Ø  Kedua, kepemimpinan tradisional yang pengabsahannya berasal dari keturunan terdahulu dan diyakini oleh masyarakat sebagai pewaris sah kepemimpinan tersebut.
Ø  Ketiga, kepemimpinan legal formal, yaitu kepemimpinan yang pengabsahannya berasal dari aturan atau hukum yang berlaku dan masyarakat menganggap bahwa pengabsahannya itu  berasal dari aturan tersebut.
Namun dalam prakteknya, berkembang beberapa tipe kepemimpinan dan di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997):
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya, menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Seorang pemimpin yang kharismatik dipercaya memiliki daya tarik tersendiri yang begitu besar terhadap para pengikutnya dan hal tersebut sampai saat ini belum bisa dijabarkan secara jelas kenapa pemimpin tersebut mempunyai kharisma. Pada umumnya sebuah kharisma adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang tercipta secara lahiriah (bawaan lahir) sehingga membuat orang disekelilingnya mendukung dan percaya kepada pemimpin tersebut sepenuh hati.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Berikut ini adalah beberapa factor yang memepengaruhi kepemimpinan dalam sebuah organisasi menurut Davis, yaitu :
  Ø  Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya. Karena pemimpin berfungsi sebagai otak dari suatu organisasi tersebut yang nantinya akan mengarahkan para pengikutnya untuk mencapai visi dan misi yang telah direncanakan sejak awal.
  Ø  Kematangan dan keluasan sosial (Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang cukup matang   
  Ø  Motivasi dalam dan dorongan prestasi (Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Seorang pemimpin tidak boleh berputus asa karena dia adalah panutan bagi semua pengikutnya.
  Ø  Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Berikut ini adalah beberapa variable penting yang menjadi faktor-faktor kepemimpinan:
  Ø  Pemimpin, sebagai orang yang menjalankan fungsi kepemimpinan.
  Ø  Pengikut, sebagai kelompok orang yang berkedudukan mengikuti pemimpin.
  Ø  Komunikasi, sebagai salah satu hal yang menjembatani antara pemimpin dan pengikut adalah proses komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi, hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya. 
  Ø  Situasi, sebagai kondisi atau keadaan yang melingkupi kepemimpinan tersebut.

Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi
Didalam sebuah organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan sebagai berikut:
·         Kemampuan manajerial, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan dan menggerakkan sumber daya agar dapat digerakkan dan diarahkan bagi tercapainya tujuan melalui kegiatan orang lain.
·         Kemampuan leadership, yaitu kemampuan untuk memimpin, mempengaruhi, dan mengarahkan orang (SDM) agar timbul pengakuan, kepatuhan, ketaatan, serta memiliki kemampuan dan kesadaran untuk melakukan kegiatan (mengambil langkah-langkah) bagi tercapainya tujuan.

Maka, jika seorang pemimpin haruslah orang yang memiliki kemampuan manajerial yang baik, mampu membawa organisasi dan mengarahkan pengikutnya kearah yang lebih baik sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan dan cita-cita bersama yang telah disepakati sebelumnya. Dalam teori manajerial Grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua hal tersebut dapat terjalin dengan baik jika disertai dengan adanya komunikasi yang efektif antara pemimpin dan bawahan.

DAFTAR PUSTAKA
Hessel Nogi S. Tangkilisan. Manajemen Publik.
A.M. Mangunhardjana, SJ. Kepemimpinan.
Dakwah Pemberdayaan Masyarakat:Paradigma Aksi Metodologi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11//teori-dan-arti-penting-kepemimpinan
http://blog.sivitas.lipi.go.id






Comments

Popular posts from this blog

Jenis - jenis Keyboard

GUNUNG BUNGSU

Perbedaan Vektor dan Bitmap