Bekerjasama dalam Team (Kelompok) atau Team Work
1.
Pengertian
dan Karakteristik Kelompok
A. Pengertian
Kelompok
Individu sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang menurut A. Maslow dikenal sebagai :
Individu sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang menurut A. Maslow dikenal sebagai :
1) kebutuhan
fisik,
2) kebutuhan
rasa aman,
3) kebutuhan
kasih sayang,
4) kebutuhan
prestasi dan prestise, serta
5) kebutuhan
untuk melaksanakan sendiri.
Di lain pihak, individu memiliki potensi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut di atas, namun potensi yang ada pada individu yang
bersangkutan terbatas sehingga individu harus meminta bantuan kepada individu
lain yang sama – sama hidup satu kelompok.
Dalam keadaan seperti itu, individu berusaha mengatasi
kesulitan yang ada pada dirinya melalui prinsip escaping, artinya salah satu
bentuk pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada
orang lain yang menurut pendapatnya memiliki sesuatu yang tidak ada pada
dirinya. Bentuk penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan
perlunya kemesraan di dalam kehidupan bersama. Artinya, individu tidak dapat
hidup tanpa kerja sama dengan individu lain.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948). Sedangkan menurut
Adler dan Rodman, kelompok adalah sekumpulan kecil orang yang saling
berinteraksi, biasanya bertatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan
tertentu. Ada 4 elemen kelompok, yaitu interaksi, waktu, ukuran, tujuan.
Dorongan setiap manusia tergabung dalam kelompok terjadi karena adanya tuntutan
pemenuhan kebutuhan primer, kebutuhan sosial, menyangkut kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan utama, seperti berkomunikasi, melakukan kegiatan bersama,
keteraturan sosial, dan kontrol sosial, kebutuhan negative, yang berhubungan
dengan hakikat manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral seperti kebutuhan
akan adanya perasaan benar atau salah, adil atau tidak adil. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut manusia melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut selalu berpedoman
pada pengetahuan kebudayaan yang ada. Dalam memenuhi upaya tersebut, manusia
tergabung dalam suatu kelompok.
B. Karakteristik
Kelompok
·
Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi
sosial baik secara verbal maupun non
verbal.
·
Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama
lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok
·
Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat
menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
·
Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan
atau minat yang sama.
·
Individu yang tergabung dalam kelompok, saling
mengenal satu sama lain serta dapat
membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
2.
Tahapan
Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam terbentuknya sebuah kelompok:
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam terbentuknya sebuah kelompok:
·
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
·
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
·
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
·
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
·
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami
perubahan.
3.
Kekuatan
Team Work
Sebuah team
(kelompok) dapat diartikan sebagai salah satu contoh dari bentuk
organisasi dalam skala kecil. Pada suatu team akan tercipta sebuah kerjasama
(teamwork) yang bertujuan untuk mencapai target atau visi dan misi kelompok itu
sendiri. Sebuah teamwork akan menjadi sangat efektif dan efisien jika para
anggota kelompoknya mampu menjalin komunikasi yang baik, saling
berinteraksisatu sama lain serta tolong menolong dalam bekerja sehingga mampu
mencapai tujuan awal dari terbentuknya kelompok tersebut. Teamwork dapat
mengajarkan kepada masing-masing individu yang tergabung didalamnya tentang
pentingnya saling mengisi satu sama lain, melengkapi kekurangan masing-masing
demi tercapainya kepentingan kelompok. Kontribusi tiap-tiap individu dapat
menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika
upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan
manfaat yang besar bagi kerja team. Biasanya organisasi berbasis kerja team
memiliki struktur yang ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa merespon
dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah (West, 2002).
Kelompok kerja efektif adalah kelompok yang mampu
menjalankan tugasnya sesuai rencana, sehingga hasil kerja yang dicapai dapat
memberikan kepuasan kepada kelompok itu sendiri ataupun pihak lain diluar
kelompok. Setiap anggota kelompok hendaknya memiliki etos kerja yang kuat dan
dinamis, serta ikut aktif terlibat dan memiliki komitmen dalam hal tujuan,
strategi, dan program yang telah disepakati untuk menunjukkan kerja yang
optimal, serta secara kreatif memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan.
4.
Implikasi
Manajerial
Didalam sebuah kelompok pasti ada salah satu dari
anggotanya yang ditunjuk sebagai ketua atau pemimpin. Maka seorang ketua
kelompok sangat berperan penting dalam hal manajerial yang terkait dengan
strategi, program, maupun prosedur yang harus dilakukan oleh para anggota untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati oleh kelompok itu sendiri sejak awal.
Keberhasilan sebuah kelompok bergantung pada solidaritas dan efektifnya
kerjasama yang terjalin antara individu serta kecakapan ketua kelompok tersebut
dalam mengatur dan mengarahkan anggota kelompoknya dalam bekerja sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Sumber :
Dra. Hj. Sitti Hartinah Ds., MM. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, 2009.
Dra. Hj. Sitti Hartinah Ds., MM. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, 2009.
Drs. Slamet
Santosa, M.Pd. Dinamika Kelompok, 2004.
Theo Riyanto, Martinus Th. Kelompok Kerja yang Efektif,2007.
http://subekti13.wordpress.com/2013/04/23/pengertian-dan-karakteristik-kelompok/
Theo Riyanto, Martinus Th. Kelompok Kerja yang Efektif,2007.
http://subekti13.wordpress.com/2013/04/23/pengertian-dan-karakteristik-kelompok/
Comments
Post a Comment