Review Film Anime Byōsoku 5 Centimeter ( 5 Sentimeter per Detik )



Byōsoku 5 Centimeter (Byōsoku Go Senchimētoru) merupakan salah satu film anime Jepang yang disutradarai oleh Makoto Shinkai. Selain itu, Makoto Shinkai juga merangkap sebagai produser dan penulisnya. Anime ini berdurasi sekitar 65 menit dan terdiri atas 3 episode, yaitu Ōkashō (桜花), Cosmonaut (コスモナウト), dan Byōsoku 5 Senchimētoru (秒速5センチメートル). Anime yang bergenre drama romantis ini berkisah tentang kehidupan remaja, cinta pertama, hubungan yang melintasi jarak dan waktu, serta cinta yang bertepuk sebelah tangan. Alur ceritanya dikemas dengan begitu epik. Berlatar Negeri Sakura, Jepang pada era 1990an hingga 2000an. Anime ini disertai dengan narator dari masing-masing tokoh di setiap episodenya. Berikut review episode satu sampai ke tiga.

1.      Ōkashō (The Chosen Cherry Blossoms)
Narator : Takaki Kono


Episode ini merupakan episode yang memperkenalkan tokoh utamanya yaitu Takaki Kono, siswa Sekolah Dasar yang bersahabat dengan Akari Shinohara, teman sekelasnya yang baru saja pindah ke sekolah Takaki dan sekaligus menjadi cinta masa kecil dan cinta pertama Takaki. Takaki dan Akari begitu akrab satu sama lain karena mereka punya banyak kesamaan dan mereka merasa berbeda dengan anak-anak lainnya. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu diperpustakaan karena tubuh mereka rentan terhadap penyakit. Setelah tamat dari Sekolah Dasar, Akari pun pindah ke Tochigi karena pekerjaan orang tuanya, sedangkan Takaki masuk ke sebuah Sekolah Menengah Pertama di Tokyo. Jarak yang begitu jauh antara Tochigi dan Tokyo membuat intensitas pertemuan mereka semakin sedikit, bahkan sangat sulit untuk bertemu satu sama lain. Takaki dan Akari pun hanya bisa berkirim surat satu sama lain untuk melepaskan kerinduan yang melanda hati mereka. Keinginan bertemu yang sudah tak terbendung lagi membuat Takaki memutuskan untuk menemui Akari di Tochigi. Hal tersebut ia lakukan ketika ia pindah ke Kagoshima disaat Takaki berusia 13 tahun.

Satu-satunya alat transportasi yang mampu mempertemukan mereka dan mengantarkan Takaki ke Tochigi hanyalah kereta. Takaki harus bersabar dengan keterlambatan kereta selama berjam-jam yang disebabkan oleh badai salju yang besar. Disaat Takaki akan berpindah kereta, ia tak sengaja merogoh sakunya dan kemudian surat yang telah ia tulis untuk Akari pun diterbangkan oleh angin. Takaki begitu sedih dengan kejadian tersebut. Namun, ia tetap melanjutkan perjalanan walaupun ia kehilangan harapan untuk bertemu Akari karena telah terlambat dari waktu yang mereka janjikan bersama. Akan tetapi, siapa sangka ternyata Akari masih setia menunggu Takaki di stasiun yang mereka janjikan selama berjam-jam. Sungguh, pertemuan yang begitu mengharukan. Akari pun menangis dan memegang baju Takaki begitu erat. Takaki menyadari bahwa waktu dan jarak akan membuat mereka semakin jauh secara perlahan. Malam itu, mereka menghabiskan waktu berbincang banyak hal dan akhirnya terlelap disebuah gudang tua dekat stasiun. Pagi harinya Takaki bersiap untuk segera kembali ke Kagoshima. Sebelum kereta berangkat, mereka saling menyakinkan bahwa akan baik-baik saja satu sama lainnya. Setelah kereta yang ditumpangi Takaki berangkat, Akari mengeluarkan surat yang tidak akan pernah diberikannya kepada Takaki, sekalipun dia ingin.

1.      Cosmonaut 
Narator : Sumida Akane
Episode ini bercerita tentang Takaki yang sudah menjadi siswa kelas tiga SMA. Takaki mempunyai seorang teman sekelas yang bernama Sumida Akane. Akane diam-diam memendam perasaan kepada Takaki, namun ia tidak dapat mengutarakan perasaannya itu. Akane sering menunggu Takaki di tempat parkir dengan harapan bisa pulang bersama Takaki. Episode kedua lebih berkisah mengenai sudut pandang Akane terhadap Takaki. Pada suatu ketika mereka mampir ke sebuah minimarket untuk membeli susu kemasan, Takaki selalu keluar terlebih dahulu dan Akane yang belakangan karena merasa bingung untuk memilih susu yang akan ia beli. Ketika Akane keluar, ia melihat Takaki yang sedang mengetik pesan singkat diponselnya, Akane berharap bahwa dia lah orang yang mendapatkan pesan tersebut, meskipun sebenarnya Takaki hanya mengetik pesan itu saja tanpa mengirimnya kepada siapapun karena ia tak tau dimana penerima yang ia tuju. Akane pun pada akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya kepada Takaki, namun Akane tak dapat membendungnya lagi sehingga ia pun menangis walau belum ada sepatah kata pengakuan pun yang terucap dari mulutnya. Tangis Akane pun terhenti disaat mereka melihat sebuah roket raksasa yang baru saja diterbangkan ke angkasa.


Pada saat itulah Akane mulai menyadari bahwa Takaki berbeda dari pemuda lainnya, ia akhirnya mengetahui bahwa Takaki seolah mencari sesuatu lain yang begitu jauh dan sangat bermakna baginya.  Akane sendiri tidak tahu sesuatu apa itu, ia merasa tak dapat memberikan apa yang diinginkan oleh Takaki karena begitu jauh untuk dirinya sendiri. Dan pada akhirnya, Akane memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa mengenai perasaannya kepada Takaki, namun ia juga tak akan berdaya untuk mencintai Takaki pada hari-hari berikutnya.




1.      Byōsoku 5 Senchimētoru ( 5 Centimeter per Second )
Narator : Takaki Kono


Episode terakhir berkisah tentang Takaki yang sudah memasuki dunia kerja dan berprofesi sebagai programmer pada sebuah perusahaan di Tokyo. Takaki begitu merindukan Akari dan masih menyimpan perasaan padanya. Namun, dengan perasaan yang demikian Takaki tetap berusaha menjalin hubungan dengan perempuan lain meskipun pada akhirnya dia menyadari bahwa hati mereka tak akan mungkin mendekat bahkan satu sentimeter pun dan tak akan pernah bersama. Sementara itu, tanpa sepengetahuan Takaki, Akari pun telah memiliki tunangan. Takaki merasa ia telah melewatkan masa-masa yang begitu indah, sementara hatinya pun menjadi semakin keras, dan ia menyadari bahwa telah kehilangan harapan masa mudanya. Hal tersebut akhirnya membuat Takaki memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat ia bekerja. Ending anime ini berlatarkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Yamazaki Masayoshi yang berjudul One More Time, One More Chance. Pada akhir cerita, Takaki dan Akari seolah melakukan sebuah dialog namun hanya didalam hati mereka saja, saling bersahut-sahutan menceritakan sebuah mimpi namun lebih terkesan flashback ke masa lalu dengan harapan bisa bersama melihat bunga sakura yang mekar tanpa ada keraguan sedikitpun. Akan tetapi, itu hanya harapan yang tak akan pernah terjadi dan mereka harus rela untuk menguburnya dalam-dalam di dasar hati mereka. Pada akhir cerita, Takaki melintasi sebuah rel kereta api dan tanpa sengaja ia berpapasan dengan seorang wanita. Ketika ia hendak memalingkan wajahnya kebelakang untuk melihat wanita tersebut, kereta api pun melintas. Setelah ia menunggu kereta itu berlalu, ia tidak melihat seorang wanita atau siapapun diseberang rel tersebut. Kemudian ia kembali berbalik badan, melangkahkan kakinya kedepan dengan harapan ia akan memulai kembali lembaran baru dalam hidupnya yang selama ini telah banyak ia lewatkan.


Begitulah review anime diatas. Dialog antar tokoh dalam anime tersebut tidak begitu banyak, namun Makoto Shinkai berusaha menyajikan alur cerita yang begitu epik dan terasa hidup, sehingga kisah tersebut mampu menghanyutkan dan membawa penonton untuk ikut merasakan hal yang dialami oleh tokoh utama, Takaki. Anime ini tidak seperti anime kebanyakan yang selalu menyuguhkan cerita fiksi, anime ini sungguh nyata karena mengangkat kisah yang biasa terjadi di tengah masyarakat, khususnya para remaja dengan cinta pertama mereka. Lagu penutup dari anime ini mempunyai makna yang begitu mendalam mengenai perjalanan hidup manusia yang terasa begitu lamban namun pada akhirnya tanpa disadari sangatlah cepat. Pertemuan yang terjadi satu sama lain, saling berhubungan berdasarkan fasenya dan kemudian lambat laun akan berpisah mengikuti jalan hidup masing-masing, bagaikan bunga sakura yang membutuhkan kecepatan 5 sentimeter per detik untuk jatuh dan melepaskan diri dari pohonnya dan kemudian mendarat di tanah. Akhir cerita dari anime ini pun memberikan sebuah pesan bahwa kita harus merelakan dan mengikhlaskan sesuatu yang disebut masa lalu, karena hal tersebut memang sudah berlalu dan kita tak akan pernah punya kuasa apapun untuk mengulangi, memperbaiki ataupun menghapusnya lagi, masa lalu akan menjadi kenangan didalam hidup seseorang, oleh karena itu sudah kewajiban kita untuk bersikap optimis mempersiapkan segala sesuatunya untuk suatu waktu yang disebut dengan masa depan dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan pada masa sekarang.






Comments

Popular posts from this blog

Jenis - jenis Keyboard

GUNUNG BUNGSU

Perbedaan Vektor dan Bitmap