STRATEGI UNTUK MEMOTIVASI BELAJAR ANAK
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi dan Motivasi
2.2 Alat Ukur Yang Baik Memotivasi Siswa Untuk Belajar Berkualitas
2.3 Strategi Untuk Memotivasi Belajar Anak
2.4 Aspek Pembelajaran Kreatif dalam Pendidikan
2.1 Pengertian Strategi dan Motivasi
2.2 Alat Ukur Yang Baik Memotivasi Siswa Untuk Belajar Berkualitas
2.3 Strategi Untuk Memotivasi Belajar Anak
2.4 Aspek Pembelajaran Kreatif dalam Pendidikan
2.5 Tindak
Lanjut dalam Memotivasi Belajar Anak
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang
penting dalam hidup. Pendidikan diantaranya bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan serta membangun karakter masing-masing anak. Anak-anak wajib
mengenyam pendidikan sejak dini. Mulai dari bayi anak sudah banyak di ajarkan beberapa
kebiasaan baik oleh orang tuanya hingga usianya memenuhi syarat untuk bisa
duduk di bangku pendidikan yaitu di sekolah. Pembentukan karakter seoang anak
itu sebenarnya telah dimulai sejak dia diperkenalkan ke dalam suatu keluarga.
Perlu berbagai upaya yang dilakukan oleh orang tua supaya anak-anaknya
termotivasi dalam belajar. Para orang tua pastinya anak mereka memiliki
prestasi yang membanggakan, tidak sedikit juga orang tua yang rela memasukkan
anaknya ke dalam bimbingan belajar dengan merogoh uang yang jumlahnya lumayan
banyak. Proses belajar mengajar melibatkan berbagai macam kegiatan yang harus
dilakukan, terutama jika menginginkan hasil yang optimal. Salah satu cara yang
dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah
memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat menciptakan kondisi
pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan bagi para siswa.
Dalam hal ini, guru harus dapat merancang suatu pendekatan pembelajaran baik
dari segi metode maupun menyediakan media pembelajaran yang dapat menarik minat
siswa, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar di sekolah.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Pengertian strategi dan motivasi
·
Macam-macam strategi yang ditempuh untuk
memotivasi anak dalam belajar
·
Dampak adanya motivasi dalam pendidikan
anak
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Menjelaskan strategi mengajar bagi para
guru untuk memotivasi siswa dalam pendidikan
·
Menjelaskan pentingnya pemberian
motivasi bagi anak dalam belajar
·
Mempermudah orang tua untuk memilih
strategi tertentu untuk memotivasi anaknya sesuai dengan karakter yang dimiliki
oleh anak
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi dan Motivasi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Mc. Donald, yang
dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu
yang kompleks.
Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam A.M. Sardiman (2005:75)
motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelak perasaan tidak suka itu.
2.2 Alat Ukur Yang Baik Memotivasi Siswa
Untuk Belajar
Berkualitas
Berkualitas
Mutu pendidikan
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa,
pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaianyang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
pengelola sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan sebagainya (Suhartoyo, 2005). Usaha peningkatan pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya saling berkaitan, sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaianyang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik (Mardapi, 2003).
Sehubungan dengan
itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang benar –benar guru bukan
hanya guru –guruan yang sak enak udele dewe, sehingga mampu melakukan evaluasi
dengan baik. Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu
lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar,
namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran
itu sendiri.Keberhasilan proses pendidikan secara langsung akan berdampak pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut. Salah satu indikator
kualitas pendidikan yang baik adalah lulusannya yang berkompeten atau
kompetensi lulusan. Kompetensi merupakan fungsi dari banyak variabel antara
lain kemampuan peserta didik, kemampuan pendidik, fasilitas, manajemen dan
perkembangan pengetahuan ilmiah dan teknologi serta seni.
Sistem evaluasi
yang dipergunakan memegang peranan penting dalam laporan lembaga pendidikan
karena lewat laporan itulah orang tua akan mengetahui perkembangan anak-anak
mereka setelah mengikuti proses pendidikan di lembaga tempat mereka menitipkan
anaknya untuk belajar. Dalam memberikan laporan kemajuan belajar, pihak sekolah
harus melakukan pengukuran untuk menilai prestasi belajar siswa selama selang
waktu tertentu. Melalui laporan belajar juga para siswa dapat melihat sejauh
mana kemampuan mereka setelah menempuh proses belajar mengajar selama selang
waktu tertentu.
Menurut Norman E.
Gronlund (1976), “evaluation a systematic process of determining the extent to
wich instructional objectives are achieved by pupils” (evaluasi adalah suatu
proses yang sistematik untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa).
Bila kita
menggunakan alat penilaian, kita perlu ingat bahwa alat ukur itu harus baik.
Bila alat ukur itu tidak baik, lebih baik kita tidak melakukan penilaian dengan
alat ukur itu. Syarat bahwa alat ukur itu baik adalah telah terpenuhinya
persyaratan umum yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda
alat ukur itu telah memadai. Syarat berikutnya bahwa alat ukur yang dipakai itu
baik, ialah tujuannya sesuai.
2.3 Strategi untuk
Memotivasi Belajar Anak
Strategi
adalah suatu rangkaian tindakan untuk mencapai sasaran yang diharapkan. Untuk
menuju ke pola pembelajaran yang dapat memotivasi siswa, perlu adanya perubahan
sasaran yang harus dikembangakan.
Pertama :
Perubahan Pola Pembelajaran.
Untuk mengubah pola pembelajaran tentu memerlukan perubahan sikap dari guru dalam menentukan sasaran pembelajaran. Perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan dari :
1. Sasaran menghafal menjadi Berfikir kritis dilanjutkan meneliti, kemungkinan dengan penjelasan yang rasional
2. Kegiatan meringkas, mengulas menjadi mengidentifikasi, merumuskan diteruskan dengan bertanya, menilai, berargumentasi dan berhipotesa
3. Bertanya dengan kata apa, siapa, mengapa, dimana menjadi Bagaimana, Bagaimana kalau.. ? Apakah syah dan penting ?
4. Tujuannya benar menurut fakta menjadi mendapat gagasan asli dari siswa dan memperbaiki yang lama.
Untuk mengubah pola pembelajaran tentu memerlukan perubahan sikap dari guru dalam menentukan sasaran pembelajaran. Perubahan yang harus dilakukan adalah perubahan dari :
1. Sasaran menghafal menjadi Berfikir kritis dilanjutkan meneliti, kemungkinan dengan penjelasan yang rasional
2. Kegiatan meringkas, mengulas menjadi mengidentifikasi, merumuskan diteruskan dengan bertanya, menilai, berargumentasi dan berhipotesa
3. Bertanya dengan kata apa, siapa, mengapa, dimana menjadi Bagaimana, Bagaimana kalau.. ? Apakah syah dan penting ?
4. Tujuannya benar menurut fakta menjadi mendapat gagasan asli dari siswa dan memperbaiki yang lama.
5. Pendekatan belajar mengulang
menjadi menganalisa dan mencoba hal-hal baru
Kedua:
Mengembangkan unsure-unsur yang mampu memotivasi Para Pendidik ahli menawarkan ide-ide bagaimana
membangun strategi memotivasi siswa lebih dari 200 ide yang disajikan dalam
buku “ A Recource Guide for Secondary School Teaching “ terlampir. Ide-ide
tersebut perlu kita kaji lebih lanjut, apakah ide-ide itu di sekolah kita dapat
dilaksanakan seluruhnya, sebagian atau perlu modifikasi. Dengan mengkaji
ide-ide strategi motivasi dari sumber tersebut di atas, dapat diketahui ada
beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran agar menumbuhkan
motivasi siswa .Berikut adalah unsure-unsur yang mampu membangun motivasi anak:
1. Media Pembelajaran
Media adalah benda, baik yang berupa perangkat keras atau lunak yang menjadi perantara terjadinya proses belajar. Media yang dipergunakan bisa berbentuk alat peraga atau sarana. Alat peraga mengandung ciri –ciri konsep yang dipelajari. Fungsinya untuk menurunkan keabtrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti dari konsep tersebut. Alat peraga bisa dibuat guru/ siswa atau pabrik. Sarana adalah media pembelajaran yang berfungsi agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Sarana yang dipergunakan dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak.
Media adalah benda, baik yang berupa perangkat keras atau lunak yang menjadi perantara terjadinya proses belajar. Media yang dipergunakan bisa berbentuk alat peraga atau sarana. Alat peraga mengandung ciri –ciri konsep yang dipelajari. Fungsinya untuk menurunkan keabtrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti dari konsep tersebut. Alat peraga bisa dibuat guru/ siswa atau pabrik. Sarana adalah media pembelajaran yang berfungsi agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik. Sarana yang dipergunakan dapat berupa perangkat keras atau perangkat lunak.
2. Materi Pembelajaran
Materi yang akan diberikan dipersiapkan dengan matang dengan memperhatikan kondisi siswa. Materi yang akan dibelajarkan meliputi isi/ materi ( konten), hubungan dengan bidang/ilmu lain (konteks) dan proses ( transformasi isi/materi ).
Materi yang akan diberikan dipersiapkan dengan matang dengan memperhatikan kondisi siswa. Materi yang akan dibelajarkan meliputi isi/ materi ( konten), hubungan dengan bidang/ilmu lain (konteks) dan proses ( transformasi isi/materi ).
3. Strategi dan metode Pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Strategi dan metode yang dapat memotivasi siswa adalah strategi dan metode yang melibatkan siswa belajar sambil mengerjakan ( Learning by doing).
Strategi dan metode pembelajaran juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Strategi dan metode yang dapat memotivasi siswa adalah strategi dan metode yang melibatkan siswa belajar sambil mengerjakan ( Learning by doing).
4. Sikap Guru
Guru yang tidak mau repot, puas hanya dengan sasaran belajar pada tingkat rendah ( sisi kiri dari pola pembelajaran di atas). Diharapkan Guru mulai mencoba mengubah sikap dengan mengarahkan sasaran pembelajarannya pada tingkat menegah atau tingkat tinggi.
Guru yang tidak mau repot, puas hanya dengan sasaran belajar pada tingkat rendah ( sisi kiri dari pola pembelajaran di atas). Diharapkan Guru mulai mencoba mengubah sikap dengan mengarahkan sasaran pembelajarannya pada tingkat menegah atau tingkat tinggi.
Ketiga:
Mendesain Pembelajaran
Diharapkan setiap pembelajaran, siswa selalu termotivasi. Untuk menciptakan pembelajaran yang dimaksud perlu pola yang menggambarkan pembelajaran tersebut. Berikut salah satu pola pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Pola ini disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran oleh para guru, mencakup sebelum, proses dan sesudah kegiatan pembelajaran.
Diharapkan setiap pembelajaran, siswa selalu termotivasi. Untuk menciptakan pembelajaran yang dimaksud perlu pola yang menggambarkan pembelajaran tersebut. Berikut salah satu pola pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Pola ini disusun sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran oleh para guru, mencakup sebelum, proses dan sesudah kegiatan pembelajaran.
A. Pra Kegiatan Pembelajaran
1. Siapkan kuantitas isi pelajaran dan langkah-langkah penyajiannya
2. Pilihlah dan siapkan alat bantu (media) dan atau contoh-contoh berupa benda-benda riil / simulasi benda riil yang sesuai dengan materi bahasannya
3. Cek alat peraga/eksperimen sebelum dipergunakan baik jenis, urutan penggunaan dan fungsi alat tersebut.
4. Pilihlah strategi pembelajaran sesuai karakter perkembangan siswadan siapkan secara baik dan matang.
5. Mencoba menggali problem dan minat para siswa secara individu/ kelompok
1. Siapkan kuantitas isi pelajaran dan langkah-langkah penyajiannya
2. Pilihlah dan siapkan alat bantu (media) dan atau contoh-contoh berupa benda-benda riil / simulasi benda riil yang sesuai dengan materi bahasannya
3. Cek alat peraga/eksperimen sebelum dipergunakan baik jenis, urutan penggunaan dan fungsi alat tersebut.
4. Pilihlah strategi pembelajaran sesuai karakter perkembangan siswadan siapkan secara baik dan matang.
5. Mencoba menggali problem dan minat para siswa secara individu/ kelompok
B. Kegiatan Pembelajaran
I. Pendahuluan
1. Kemukakan tujuan belajar dengan jelas secara lisan atau tertulis
2. Libatkan siswa untuk berpartisipasi dalam menyiapkan alat peraga
3. Kenalilah siswa secara merata dan ciptakan suasana akrab
I. Pendahuluan
1. Kemukakan tujuan belajar dengan jelas secara lisan atau tertulis
2. Libatkan siswa untuk berpartisipasi dalam menyiapkan alat peraga
3. Kenalilah siswa secara merata dan ciptakan suasana akrab
4. Berilah gambaran mengenai mengapa
materi dipelajari, aplikasi nya dalam hidupan, anekdot-anekdot atau hal-hal
menarik lainnya yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
II. Penyajian materi
1. Memvariasikan prosedur atau metode dengan serasi dan tepat
2. Jangan biarkan siswa dalam kesulitan
3. Tanyakan mengenai kesulitan siswa atau berilah kesempatan bertanya
4. Berilah penghargaan dalam bentuk pujian, komentar, hadiah, atau bentuk lain yang relevan
5. Penyajian materi dengan alat peraga, audio, audio visual atau dengan contoh benda-benda riil yang telah disiapkan dengan baik
6. Berikan kegiatan dengan melibatkan semua siswa dan sediakan bagian siswa untuk kerjasama dengan kelompoknya
7. Berilah penjelasan untuk kata-kata asing yang belum banyak dikenal siswa
8. Berilah kesempatan siswa untuk menulis catatan penting
9. Memberikan motivasi (keyakinan, rasa simpati, kemampuan yang dimiliki, ambil bagian) siswa
10.Berilah resume penting dan penguatan-penguatan materi yang barusaja dibahas.
11.Berilah tugas latihan, quiz, dan pertanyaan yang bersifat menjajaki penguasaan atas materi yang baru saja dipelajari siswa.
1. Memvariasikan prosedur atau metode dengan serasi dan tepat
2. Jangan biarkan siswa dalam kesulitan
3. Tanyakan mengenai kesulitan siswa atau berilah kesempatan bertanya
4. Berilah penghargaan dalam bentuk pujian, komentar, hadiah, atau bentuk lain yang relevan
5. Penyajian materi dengan alat peraga, audio, audio visual atau dengan contoh benda-benda riil yang telah disiapkan dengan baik
6. Berikan kegiatan dengan melibatkan semua siswa dan sediakan bagian siswa untuk kerjasama dengan kelompoknya
7. Berilah penjelasan untuk kata-kata asing yang belum banyak dikenal siswa
8. Berilah kesempatan siswa untuk menulis catatan penting
9. Memberikan motivasi (keyakinan, rasa simpati, kemampuan yang dimiliki, ambil bagian) siswa
10.Berilah resume penting dan penguatan-penguatan materi yang barusaja dibahas.
11.Berilah tugas latihan, quiz, dan pertanyaan yang bersifat menjajaki penguasaan atas materi yang baru saja dipelajari siswa.
2.4 Aspek Pembelajaran Kreatif dalam Pendidikan
John B. Biggs and Ross Telfer, dalam
bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak
ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan
dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa:
·
Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan
mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
·
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka
membutuhkan,
·
Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan
antusiasisme terhadap ide serta gagasan mereka,
·
Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam
bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
·
Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk
memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
·
Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses
pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
·
Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat
dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
·
Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa
secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
·
Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan
mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
·
Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas
dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
·
Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif,
kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna
(meaningful learning) pada siswa.
·
Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya
umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih
dalam.
2.5. Tindak Lanjut dalam Memotivasi Belajar Anak
·
Tampilkan hasil belajar siswa baik bentuk tulisan,
hasil kerja individu /kelompok atau catatan-catatan lainnya pada papan buletin
kelas.
·
Berilah tugas kerja berupa tulisan, membua alat
peraga/ benda-benda, permainan , diskusi kelompok, pengamatan, klipping,
prakarya atau bentuk lainnya)
·
Adakan kunjungan belajar (studi tour) ke obyek-obyek
belajar, Sekolah lain, kunjungan ke obyek kerja atau mendatangkan pembicara
tamu
·
Lakukan kegiatan yang merupakan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai
tujuan pendidikan serta manusia yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh
rumusan tujuan pendidikan yang mantap, kelengkapan sekolah, kecerdasan peserta
didik serta ketatnya peraturan sekolah. Namun yang terpenting adalah peranan
yang dimainkan oleh pendidik atau guru untuk mencari celah-celah yang dapat
memberi pengaruh agar hasil belajar
siswa meningkat.
Sebagai
seorang guru diharapkan membantu peserta didik untuk dapat meneriman, memahami,
serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru hendaknya mampu mengaktifkan
siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengaktifan tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan motivasi belajar.
Motivasi
adalah salah satu komponen pengajaran yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada suatu masalah dalam mengajar yang
lebih penting daripada motivasi dan tidak ada rencana peajar dianggap lengkap
bila tidak mencakup motivasi.
Jadi
motivasi itu sangat penting dalam proses belajar mengajar agar hasi belajar
siswa meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Comments
Post a Comment