Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
1.
Definisi
dan Dasar Pengambilan Keputusan
Keputusan (decision) adalah hasil dari membuat
pilihan di antara beberapa alternatif, sedangkan istilah Pengambilan Keputusan
(decision making) menunjuk pada proses yang terjadi sampai keputusan itu
tercapai.
Berikut
ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengambilan keputusan:
a. Robins
(1997:236) berpendapat bahwa “decision
making is which on choses between two or more alternative”, berdasarkan
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa hakikat pengambilan keputusan adalah
memilih dua alternatif atau lebih untuk melakukan suatu tindakan tertentu baik
secara pribadi maupun kelompok.
b. Drummond
(1985) berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha penciptaan
kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan (peristiwa-peristiwa pada saat
pemilihan dan sesudahnya).
c. Mondy
dan Premeaux (1995:108) menjelaskan bahwa “decision
making is the process of generating and evaluating alternatives and making
choices among them”, pendapat ini menegaskan bawa pengambilan keputusan
merupakan proses pada saat ada sejumlah langkah yang harus dilakukan dan pengevaluasian
alternatif untuk membuat putusan dari semua alternatif yang ada.
d. Pengambilan
keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional
(Winardi,1990)
e. Menurut
Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
f. Menurut
Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari
dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Berdasarkan
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa definisi pengambilan keputusan
adalah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif
untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Definisi
ini mengandung substansi pokok di dalamnya, yaitu ada kebutuhan memecahkan
masalah, ada proses (langkah-langkah), ada beberapa alternatif yang akan
dipilih (bukan satu alternatif), ada ketetapan hati memilih satu pilihan, dan
ada tujuan pengambilan keputusan (disengaja).
Dasar
Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
a. Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
b. Pengalaman
Pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
c. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka
tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga
orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
d. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan
wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih
rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih
rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki
kelebihan dan kekurangan.
e. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan
logika ialah suatu studi yang rasional terhadap
semua unsur pada setiap sisi dalam
proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan
keputusan
yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis,
lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
- kejelasan masalah
- orientasi
tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
- pengetahuan
alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
- preferensi yang jelas : alternatif
bisa diurutkan sesuai kriteria
- hasil maksimal : pemilihan alternatif
terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal
2.
Jenis
– jenis Keputusan Organisasi
Secara
umum keputusan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Keputusan
strategis
Setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau
keputusan organisasional. Kebjakan dan arah organisasi merupakan keputusan
strategis. Kebijakan menyita banyak perhatian terutama bagi para manajer puncak
karena pengaruhnya sangat besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
organisasi.
b. Keputusan
operasional
Adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan
organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas
keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995:13). Dengan
demikian, keputusan yang diambil dalam proses manajemen baik manajer puncak
maupun manajer menengah dan manajer rendah harus saling sinergi agar memiliki
kekuatan untuk menembus factor-faktor eksternal dalam menuju masa depan
oerganisasi secara lebih baik.
Berikut adalah jenis keputusan berdasarkan
masalah yang dihadapi, yaitu:
a. Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat
berdasarkan pada problem yang diketahui secara baik (well-structured problems)
atau masalahnya diketahui secara jelas. Informasi juga tersedia secara
mencukupi untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Demikian pula informasinya
dapat dinilai relevansinya untuk mengambil keputusan. Fakta-fakta dan
angka-angka serta data diolah untuk memberikan informasi yang bermakna sehingga
keputusan bisa diprogramkan.
b. Keputusan
yang tidak diprogramkan (non-programmed dicision)
Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdadsrkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan informasi yang kurang tersedia sebagaimana mestinya.
Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdadsrkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan informasi yang kurang tersedia sebagaimana mestinya.
Selain itu ada pendapat
lain yang membagi keputusan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Keputusan
administratif
Kegiatan operasioanl adalah
keputusan yang berbau administrative operasional sehari-hari.
b. Keputusan
strategis
Keputusan yang menyangkut kegiatan
goal, bersifat strategis dan bernuansa jangka panjang sebagai pegangan dalam
keputusan administratif. (Safri Harahap,1996:132)
3.
Faktor-faktor
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
a. Posisi/Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut:
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut:
· Letak posisi, dalam hal ini apakah is
sebagai pembuat keputusan (decision maker),
penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
· Tingkatan
posisi, dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan,
organisasional, operasional, teknis.
organisasional, operasional, teknis.
b. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan
faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara
bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita
perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut:
· Faktor-faktor yang konstan (C), yaitu
faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-
ubah atau tetap keadaanya.
ubah atau tetap keadaanya.
· Faktor-faktor yang tidak konstan, atau
variabel (V), yaitu faktor-faktor yang
sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari
faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat
atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber
daya-sumber daya.
e. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami
pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan
menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
f. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau
sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
g. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan
orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.
h. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan
individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan
kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
i.
Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan
sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi
tindakan individual.
j.
Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial,
ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau
mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
4.
Implikasi
Manajerial
Proses pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi harus didasari dengan kemampuan manajerial yang baik.
Rendahnya kemampuan manajer akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari
para anggota suatu organisasi maupun karyawan pada sebuah perusahaan, khususnya
dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan oleh manajer terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan organisasi maupun perusahaan
yang bersangkutan.
Implikasi Manajerial dalam
Pengambilan Keputusan
a. Gaya
pengambilan keputusan
b. Gaya
Direktif (Pengarahan) , adalah Suatu gaya pengambilan keputusan dengan
ambiguitas/ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional
c. Gaya
Analitis, adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi
terhadap ambiguitas/ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional
d. Gaya
Konseptual, adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang
tinggi untuk ambiquitas atau ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang
tinggi juga
e. Gaya
Perilaku, adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah
untuk ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi
Sumber:
Dasar-dasar Manajemen. Yayasan
Trisakti.
Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan
oleh Syafaruddin & Anzizhan.
Teori Pembuatan Keputusan oleh Fachmi
Basyaib.
Comments
Post a Comment