Tak Seharusnya Terungkap
Jika kau belum siap,
Jika kau belum mampu,
Jika kau belum yakin,
Jika kau belum berdaya,
Diamlah..
Tak seharusnya tatapan mu setajam itu,
Tak seharusnya kau mengepalkan tanganmu,
Tak seharusnya kau berkeringat di musim yang dingin ini,
Tak seharusnya kau membuka mulut mungilmu itu,
Tak seharusnya lidah mu berucap,
Tak seharusnya kau ungkap,
Sudah..
Cukup..
Hentikan..
Silahkan saja,
Pikiran dan hatimu saling bermonolog,
Silahkan saja,
Tapi mohon lepaskan aku,
Biarkan ku berlari,
Karena tak sanggup ku mendengar semua pengakuanmu,
Namun,
Kata-kata itu melesat cepat bagaikan kilat,
Aku tersambar,
Berdiri kaku, tak bergeming,
Pada akhirnya,
Aku jatuh,
Layaknya hujan di langit kelam,
Layaknya pagi tanpa mentari,
Layaknya malam tanpa bulan dan bintang,
Apa yang kudapati?
Ya, hanya gelap,
Kelam, pekat, gulita,
Aku benci gelap,
Kau tertunduk lesu bagaikan sayuran yang dipetik kemarin sore,
Helaan nafasmu pun berat seperti mengangkat bongkahan batu karang dari dasar lautan,
Maaf,
Maafkan aku,
Saatnya belum tepat, sungguh maafkan aku,
Pergilah,
Pergi sejauh mungkin yang kau bisa,
Jika kembali,
Pastikan kau akan membuatku terpaku lebih dari hari ini,
Jika tidak,
Pastikan kau akan hidup lebih baik di kemudian hari..
Jika kau belum mampu,
Jika kau belum yakin,
Jika kau belum berdaya,
Diamlah..
Tak seharusnya tatapan mu setajam itu,
Tak seharusnya kau mengepalkan tanganmu,
Tak seharusnya kau berkeringat di musim yang dingin ini,
Tak seharusnya kau membuka mulut mungilmu itu,
Tak seharusnya lidah mu berucap,
Tak seharusnya kau ungkap,
Sudah..
Cukup..
Hentikan..
Silahkan saja,
Pikiran dan hatimu saling bermonolog,
Silahkan saja,
Tapi mohon lepaskan aku,
Biarkan ku berlari,
Karena tak sanggup ku mendengar semua pengakuanmu,
Namun,
Kata-kata itu melesat cepat bagaikan kilat,
Aku tersambar,
Berdiri kaku, tak bergeming,
Pada akhirnya,
Aku jatuh,
Layaknya hujan di langit kelam,
Layaknya pagi tanpa mentari,
Layaknya malam tanpa bulan dan bintang,
Apa yang kudapati?
Ya, hanya gelap,
Kelam, pekat, gulita,
Aku benci gelap,
Kau tertunduk lesu bagaikan sayuran yang dipetik kemarin sore,
Helaan nafasmu pun berat seperti mengangkat bongkahan batu karang dari dasar lautan,
Maaf,
Maafkan aku,
Saatnya belum tepat, sungguh maafkan aku,
Pergilah,
Pergi sejauh mungkin yang kau bisa,
Jika kembali,
Pastikan kau akan membuatku terpaku lebih dari hari ini,
Jika tidak,
Pastikan kau akan hidup lebih baik di kemudian hari..
Comments
Post a Comment